Wednesday, February 1, 2012


Video - Leaders : Am I ONE of them?


This video based on true story. It's simple but the story could inspire us in many ways. You can be anyone, a sister, a brother, a mother, a father, a friend, a teacher, a leader and so on… As long as, love and sincerity is there in our hearts, we would care for others. We would sacrifice our own feelings just to make sure our beloved ones are safe and sound like a little girl in this video, sacrificed her feeling of fear just to protect her little brother. How sweet it is… This video even short, it's touching my heart and at the same time it made me think.. how wonderful this world would be if each of us has that kind of attitude - love sincerely and love unconditionally..without thinking what would we get in return.



Gambar hiasan dari pbase.com


Sudah seharian dia menunggu di tepi sungai yang airnya mengalir dengan deras sekali.


"Mungkin nasib tidak menyebelahi aku pada hari ini" keluh seekor beruang yang bertubuh besar.


Sejak pagi lagi, beruang itu menanti di tepi sungai, cuba menangkap ikan namun waktu itu bukan musim ikan jadi tidak banyak ikan di dalam sungai tersebut. Jika ada pun, hanya anak-anak ikan yang kecil kelihatan berenang-renang dengan riang.


"Aku tidak kisah, tiada rotan, akar pun jadi..tak dapat ibu ikan, anak ikan pun tak mengapa" bisik hati kecil beruang yang bertubuh besar itu.


Dia cuba berkali-kali menangkap anak-anak ikan yang terdapat di situ. Akhirnya dia berjaya mendapat seekor!.


"Wahai beruang yang besar, tolong lepaskan aku" si ikan kecil itu merayu kepada beruang dengan suara yang ketakutan.


"Beri satu sebab mengapa aku perlu lepaskan kamu" kata beruang


"Tidakkah kamu nampak, aku ini terlalu kecil. Aku hanya akan menjadi sisa-sisa di celah gigimu sahaja jika kamu memakan aku" kata si ikan kecil.


"Aku tak kisah" jawab beruang.


"Begini sajalah. tolong campakkan aku ke dalam sungai itu semula. Setelah beberapa bulan aku akan menjadi besar. Ketika itu bolehlah kamu tangkap dan makan aku. Tentu ia lebih mengenyangkan" kata si ikan kecil dengan penuh berharap agar tipu helahnya berjaya.


"Wahai ikan kecil, tahukah kamu bagaimana tubuhku menjadi begitu besar begini?" tanya beruang.


"Bagaimana? tanya si ikan kecil dengan mata yang terkebil-kebil.


"Aku tidak pernah melepaskan rezeki yang telah ada dalam genggamanku walau sekecil mana pun ia" jawab beruang sambil tersenyum.


"Oppppssss" teriak si ikan kecil.


Dengan sekali nganga saja, tamatlah riwayat si ikan kecil itu di tangan sang beruang.


Dalam kehidupan ini, kita diberi banyak pilihan, banyak peluang dan kesempatan. Namun jika kita tidak membuka minda, hati dan mata kita untuk melihat dan merebut peluang yang Allah berikan, maka peluang itu akan berlalu begitu saja. Mungkin jika peluang itu tidak direbut sekarang, maka pada suatu hari nanti kita akan mengeluh..."Aduhai...andainya aku tidak mensia-siakan peluang itu dahulu...!?" Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada gunanya. Maka jadilah seorang yang bijak, pilih dan rebutlah setiap peluang yang datang kepada kita.


Di saat kita kesulitan...tentu ada peluang untuk memperbaiki keadaan.
Di saat kita kesedihan...tentu ada peluang untuk mengecap kembali kegembiraan.
Di saat kita kejatuhan...tentu ada peluang untuk bangun semula.


Walau di ketika mana sekalipun, Allah akan sentiasa mengurniakan peluang buat kita asal saja kita bijak memilih, merebut dan menghargai peluang dan kesempatan itu.

Ada seekor tikus yang sentiasa hidup dalam keadaan yang tertekan. Tekanan itu disebabkan oleh ketakutannya kepada seekor kucing. Lalu tikus itu menemui seorang tukang sihir untuk meminta tolong. Sang tikus itu meminta tukang sihir tersebut mengubahnya menjadi seekor kucing. Tukang sihir tersebut memenuhi keinginan sang tikus.


Setelah ia bertukar menjadi kucing, tekanan itu belum berakhir. Kali ini ia takut pula kepada anjing. Lalu ia meminta tukang sihir itu menukarkannya menjadi seekor anjing. Apabila berubah menjadi anjing, ia takut pula kepada singa lalu diminta kepada tukang sihir itu untuk menukarkannya menjadi seekor singa.


Kini ia sangat ketakutan pula kepada pemburu. Ia bertemu tukang sihir itu sekali lagi untuk meminta tolong. Ia meminta supaya tukang sihir itu menukarkannya menjadi pemburu. Kali ini tukang sihir itu menolak permintaan sang tikus.


"Selagi kamu masih berhati tikus, tak kira apa sekalipun bentukmu samada kucing, anjing, singa atau pemburu, kamu tetaplah pengecut seperti seekor tikus." kata tukang sihir tersebut sambil berlalu meninggalkan sang tikus.


Semua orang mempunyai rasa takut tetapi tidak semua yang mampu mengatasi perasaan takut tersebut dengan cara yang positif. Kita tidak perlu mengubah wajah dan bentuk luaran bagi menghadapi ketakutan. Apa yang perlu kita ubah ialah cara kita berfikir. Berubahlah kepada cara pemikiran yang positif, insyaAllah hasilnya akan menjadi positif. Bertindaklah secara bijak untuk memanipulasikan ketakutan agar ia memberi natijah yang positif kepada kita.